Kaum Quraisy dan Yahudi merasa tidak senang kalau belum dapat menumpas Muhammad saw dan para pengikutnya. Kedua kelompok tersebut kemudian menggalang kekuatan dengan melibatakn juga suku-suku yang memiliki kepentingan yang sama. Dari pihak Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan telah disiapkan 4000 orang prajurit, 300 prajurit berkuda dan 1500 orang dengan unta.
Bani Fazarah tak kalah gesit, dikirimkannya pasukan besar dan 100 ekor unta. Sedang Asyja’ bin Murrah masing-masing membawa 400 prajurit. Sulaim, yang menjadi dalang peristiwa Telaga Ma’unah¹, membawa 700 orang prajurit. Kemudian datang pula tambahan pasukan dari Banu Said dan Asad. Sekarang jumlah total tentara koalisi musyrikin-Yahudi ini tidak kurang 10,000 orang dipimpin oleh Abu Sufyan.
Pergerakan
pasukan musuh ini diketahui oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya. Mereka
kemudian bermusyawarah untuk menentukan strategi menghadapi pasukan koalisi
besar tersebut. Akhirnya diputuskan untuk bertahan di dalam kota Madinah. Dan
atas usul Salman Al-Farisi, di sekitar Madinah digali khandaq² (parit) yang
cukup lebar sehingga menghalangi pergerakan pasukan musuh ke dalam kota.
Peta Perang Ahzab |
Pasukan
koalisi tersebut tidak menduga adanya taktik perang seperti ini. Mereka sudah
sangat percaya diri dengan jumlah mereka yang besar. Mereka menduga mereka akan
mendapatkan kemenangan dengan mudah. Tetapi adanya parit yang membentang lebar
tersebut menyebabkan gerakan mereka terhambat.
Dalam
keadaan genting demikian, Bani Quraizah, suku Yahudi yang berada di dalam kota
Madinah dan terikat perjanjian dengan Muhammad saw melakukan pengkhianatan
dengan bergabuing bersama pasukan koalisi pimpinan Abu Sufyan. Melihat situasi
genting tersebut, Muhammad saw mengutus salah seorang sahabat bernama Nu’aim
bin Mas’ud ke Bani Quraizah untuk membatalkan niat mereka untuk bergabung
bersama pasukan koalisi di luar kota. Berkat kelihaian Nu’aim, Bani Quraizah
mulai ragu-ragu melanjutkan niat mereka.
Tidak
hanya itu saja, Nu’aim juga pergi ke pasukan Quraisy dan membisikkan hasutan
bahwa Bani Quraizah tidak serius membantu memerangi Muhammad saw. Demikian juga
pasukan dari Ghafatan, nereka dihasut untuk tidak percaya dengan kaum Quraisy.
Misi
Nu’aim membuahkan hasil. Pasukan gabungan mulai terpecah dan saling tuding di
antara mereka. Akhirnya, kaum Quraisy pulang ke Mekah setelah menunggu sia-sia
sekian lama. Pasukan lainnya pun demikian. Terlebih lagi cuaca yang sangat
buruk dan dingin menyebabkan mereka tidak tahan berlama-lama dalam
ketidakpastian.
Demikianlah,
tentara Ahzab dapat dikalahkan tanpa melalui pertempuran berkat strategi
militer yang jitu. Perang Ahzab lebih sebagai perang urat syaraf dan strategi
ketimbang peperangan fisik. Pada perang ini, diuji strategi militer yang paling
hebat dan terbukti strategi militer kaum muslim yang menang.
Sekarang
tinggal menghukum Bani Quraizah atas pengkhianatan mereka yang dapat
membahayakan warga Madinah. Penyerbuan terhadap Bani Quraizah ini terjadi pada
hari yang sama kepulangan Nabi Muhammad saw dari perang Khandaq³. Akhirnya,
Bani Quraizah berhasil dikalahkan dan harta mereka disita.
Perang
ini dinamakan Perang Khandaq (Arab: Parit) karena Rasulullah Muhammad saw dan
pasukan Madinah menggunakan parit sebagai strategi pertahhanan. Perang ini juga
disebut Perang Ahzab (Arab : partai-partai atau kelompok-kelompok) karena
pasukan yang dihadapi terdiri dari berbagai kelompok pasukan (Ahzab) yang
bersekutu menyerang Madinah.
Berlin
diambil dari Muhammad SAW The Super Leader Super Manager, Dr. Muhammad Syafii
Antonio
_______________________________________________________
1.
Parit dengan panjang 5.544 m, Lebar 4.62 m, Kedalaman 3.234 m. Tanah galian
parit menjadikan parit semakin dalam karena ditumpuk di sebelah kaum muslimin.
2.
Peristiwa Telaga Ma’unah merupakan tragedi yang menimpa 40 orang sahabat yang
dibunuh dengan kejam di dekat Telaga Ma’unah. Mereka diutus Rasulullah Muhammad
saw ke Najd untuk mengajarkan Islam. Tetapi mereka dibunuh sebelum melaksanakan
misi tersebut.
3.
Banyak orientalis yang berpendapat miring tentang penyerangan Rasulullah atas
Bani Quraizah dengan tidak mempertimbangkan bahaya pengkhianatan mereka
terhadap perjanjian Madinah (Madinah
Charter) yang dibuat bersama. Rasulullah saw berindak cepat dan tegas untuk
menghindari terulangnya pengkhianatan oleh kabilah-kabilah lain.
http://www.islamedia.web.id/2013/12/perang-ahzab-al-kufrun-millatun-wahidah.html
http://www.islamedia.web.id/2013/12/perang-ahzab-al-kufrun-millatun-wahidah.html
Posting Komentar