Home » , , , , » Perang Ahzab : Al-Kufrun Millatun Wahidah

Perang Ahzab : Al-Kufrun Millatun Wahidah

Written By Unknown on Rabu, 25 Desember 2013 | 20.31

 



Kaum Quraisy dan Yahudi merasa tidak senang kalau belum dapat menumpas Muhammad saw dan para pengikutnya. Kedua kelompok tersebut kemudian menggalang kekuatan dengan melibatakn juga suku-suku yang memiliki kepentingan yang sama. Dari pihak Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan telah disiapkan 4000 orang prajurit, 300 prajurit berkuda dan 1500 orang dengan unta. 

Bani Fazarah tak kalah gesit, dikirimkannya pasukan besar dan 100 ekor unta. Sedang Asyja’ bin Murrah masing-masing membawa 400 prajurit. Sulaim, yang menjadi dalang peristiwa Telaga Ma’unah¹, membawa 700 orang prajurit. Kemudian datang pula tambahan pasukan dari Banu Said dan Asad. Sekarang jumlah total tentara koalisi musyrikin-Yahudi ini tidak kurang 10,000 orang dipimpin oleh Abu Sufyan.

Pergerakan pasukan musuh ini diketahui oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya. Mereka kemudian bermusyawarah untuk menentukan strategi menghadapi pasukan koalisi besar tersebut. Akhirnya diputuskan untuk bertahan di dalam kota Madinah. Dan atas usul Salman Al-Farisi, di sekitar Madinah digali khandaq² (parit) yang cukup lebar sehingga menghalangi pergerakan pasukan musuh ke dalam kota.
Peta Perang Ahzab
Pasukan koalisi tersebut tidak menduga adanya taktik perang seperti ini. Mereka sudah sangat percaya diri dengan jumlah mereka yang besar. Mereka menduga mereka akan mendapatkan kemenangan dengan mudah. Tetapi adanya parit yang membentang lebar tersebut menyebabkan gerakan mereka terhambat.

Dalam keadaan genting demikian, Bani Quraizah, suku Yahudi yang berada di dalam kota Madinah dan terikat perjanjian dengan Muhammad saw melakukan pengkhianatan dengan bergabuing bersama pasukan koalisi pimpinan Abu Sufyan. Melihat situasi genting tersebut, Muhammad saw mengutus salah seorang sahabat bernama Nu’aim bin Mas’ud ke Bani Quraizah untuk membatalkan niat mereka untuk bergabung bersama pasukan koalisi di luar kota. Berkat kelihaian Nu’aim, Bani Quraizah mulai ragu-ragu melanjutkan niat mereka.

Tidak hanya itu saja, Nu’aim juga pergi ke pasukan Quraisy dan membisikkan hasutan bahwa Bani Quraizah tidak serius membantu memerangi Muhammad saw. Demikian juga pasukan dari Ghafatan, nereka dihasut untuk tidak percaya dengan kaum Quraisy.

Misi Nu’aim membuahkan hasil. Pasukan gabungan mulai terpecah dan saling tuding di antara mereka. Akhirnya, kaum Quraisy pulang ke Mekah setelah menunggu sia-sia sekian lama. Pasukan lainnya pun demikian. Terlebih lagi cuaca yang sangat buruk dan dingin menyebabkan mereka tidak tahan berlama-lama dalam ketidakpastian.

Demikianlah, tentara Ahzab dapat dikalahkan tanpa melalui pertempuran berkat strategi militer yang jitu. Perang Ahzab lebih sebagai perang urat syaraf dan strategi ketimbang peperangan fisik. Pada perang ini, diuji strategi militer yang paling hebat dan terbukti strategi militer kaum muslim yang menang.

Sekarang tinggal menghukum Bani Quraizah atas pengkhianatan mereka yang dapat membahayakan warga Madinah. Penyerbuan terhadap Bani Quraizah ini terjadi pada hari yang sama kepulangan Nabi Muhammad saw dari perang Khandaq³. Akhirnya, Bani Quraizah berhasil dikalahkan dan harta mereka disita.

Perang ini dinamakan Perang Khandaq (Arab: Parit) karena Rasulullah Muhammad saw dan pasukan Madinah menggunakan parit sebagai strategi pertahhanan. Perang ini juga disebut Perang Ahzab (Arab : partai-partai atau kelompok-kelompok) karena pasukan yang dihadapi terdiri dari berbagai kelompok pasukan (Ahzab) yang bersekutu menyerang Madinah.
Berlin

diambil dari Muhammad SAW The Super Leader Super Manager, Dr. Muhammad Syafii Antonio 

_______________________________________________________
1. Parit dengan panjang 5.544 m, Lebar 4.62 m, Kedalaman 3.234 m. Tanah galian parit menjadikan parit semakin dalam karena ditumpuk di sebelah kaum muslimin.
2. Peristiwa Telaga Ma’unah merupakan tragedi yang menimpa 40 orang sahabat yang dibunuh dengan kejam di dekat Telaga Ma’unah. Mereka diutus Rasulullah Muhammad saw ke Najd untuk mengajarkan Islam. Tetapi mereka dibunuh sebelum melaksanakan misi tersebut.
3. Banyak orientalis yang berpendapat miring tentang penyerangan Rasulullah atas Bani Quraizah dengan tidak mempertimbangkan bahaya pengkhianatan mereka terhadap perjanjian Madinah (Madinah Charter) yang dibuat bersama. Rasulullah saw berindak cepat dan tegas untuk menghindari terulangnya pengkhianatan oleh kabilah-kabilah lain.


http://www.islamedia.web.id/2013/12/perang-ahzab-al-kufrun-millatun-wahidah.html
 
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Abdul Rahman (Oman) - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger