Home » , , » Demokrat Juara Umum dalam waktu Singkat Mampu Melampaui Para Pendahulunya Dalam Lomba KORUPSI

Demokrat Juara Umum dalam waktu Singkat Mampu Melampaui Para Pendahulunya Dalam Lomba KORUPSI

Written By Unknown on Minggu, 29 Desember 2013 | 00.43

Jakarta – Maraknya kasus korupsi yang melibatkan anggota DPR dan kepala daerah kader parpol membuktikan bahwa, episentrum korupsi di negeri ini titik pusatnya berada di kalangan parpol dan para politikus di DPR. Itulah fakta yang harus diketahui oleh rakyat Indonesia.

Bahkan parpol-parpol yang menurut Wakil Ketua KPK, Busro Muqoddas merupakan wahana tempat pembibitan koruptor, seakan memacu kadernya untuk berlomba menjadi maling uang rakyat. Inilah hasil survei ilmiah yang melaporkan urutan peringkat juara lomba maling uang rakyat di negeri ini.
Lembaga riset ilmiah Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengadakan survei terkait banyaknya politikus kader dari berbagai partai politik yang yang terseret kasus korupsi dalam kurun waktu 2011 hingga 2012. Hasilnya, laporan survei ini menempatkan Partai Demokrat sebagai partai yang kadernya paling korup, disusul oleh Partai Golkar dan PDI-P.
Dari 1.220 responden yang menjadi sampel survei, sebanyak 44.8% menyebutkan kader Demokrat paling banyak melakukan korupsi disusul oleh Golkar, PDIP, PKB, Gerindra, PAN, PPP, PKDI, PKS dan lainnya.

Berikut ini adalah urutan peringkat juara lomba korupsi tingkat nasional tersebut:

  • Juara 1 : Kader Demokrat (44.8%)

  • Juara 2 : Kader Golkar (6.5%)

  • Juara 3 : Kader PDIP (2.4%)

  • Peringkat 4: Kader PKB (0.8%)

  • Peringkat 5: Kader Gerindra (0.7%)

  • Peringkat 6: Kader PAN (0.5%)

  • Peringkat 7: Kader PPP (0.4%)

  • Peringkat 8: Kader PKDI (0.2%)

  • Peringkat 9: Kader PKS (0.2%)

“Dalam sebuah survei nasional pada 2012, kader Demokrat dinilai banyak melakukan korupsi,” kata Direktur Riset SMRC, Jayadi Hanan. Hal tersebut dikatakan Jayadi saat pemaparan hasil survei SMRC bertajuk ‘Kinerja Pemerintah dan Dukungan Pada Partai: Trend Anomali Politik 2012-2013? di Hotel Sari Pan Pacific Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (3/2/2013)
Pada 2011-2012, skandal korupsi yang menyeret kader-kader demokrat mulai mengemuka. “Terutama sejak pertengahan 2011 ketika Nazaruddin, mantan bendahara Demokrat ditangkap di Kolombia dan mendapat perhatian dari media massa,” imbuhnya.
Terlebih dengan disebutnya nama-nama petinggi Demokrat oleh Nazaruddin semisal Ketua Demokrat Anas Urbaningrum terkait korupsi wisma atlet dan proyek Hambalang semakin membuat partai ini dinilai kadernya paling terkorup. “Bila masalah opini ini tak tertanggulangi pada 2013 maka Demokrat akan semakin merosot, atau setidaknya sulit untuk pulih dari keterpurukannya sekarang,” kata dia.
Korupsi kader-kader Demokrat ini pula yang membuat publik menutup mata atas prestasi Presiden SBY yang juga Ketua Dewan Pembina Demokrat, yang kinerjanya mulai dinilai naik. “Demokrat tidak bisa menunggu keputusan KPK untuk membersihkan partai ini dari opini korupsi, sebab yang dihadapi Demokrat sekarang lebih berkaitan dengan hukum politik dan bukan hukum pidana,” katanya.
Survei yang dilakukan SMRC ini dilakukan pada 6-20 Desember 2012 dan diikuti oleh 1.220 responden yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, dengan margin of error kurang lebih 3% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. [KbrNet/adl – Source: Inilah.com/Kantor Berita Nasional Antara]
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Abdul Rahman (Oman) - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger