Jakarta – Maraknya kasus korupsi
yang melibatkan anggota DPR dan kepala daerah kader parpol membuktikan
bahwa, episentrum korupsi di negeri ini titik pusatnya berada di
kalangan parpol dan para politikus di DPR. Itulah fakta yang harus
diketahui oleh rakyat Indonesia.
Bahkan
parpol-parpol yang menurut Wakil Ketua KPK, Busro Muqoddas merupakan
wahana tempat pembibitan koruptor, seakan memacu kadernya untuk berlomba
menjadi maling uang rakyat. Inilah hasil survei ilmiah yang melaporkan urutan peringkat juara lomba maling uang rakyat di negeri ini.
Lembaga riset ilmiah Saiful Mujani
Research and Consulting (SMRC) mengadakan survei terkait banyaknya
politikus kader dari berbagai partai politik yang yang terseret kasus
korupsi dalam kurun waktu 2011 hingga 2012. Hasilnya, laporan survei ini
menempatkan Partai Demokrat sebagai partai yang kadernya paling korup,
disusul oleh Partai Golkar dan PDI-P.
Dari 1.220 responden yang menjadi sampel
survei, sebanyak 44.8% menyebutkan kader Demokrat paling banyak
melakukan korupsi disusul oleh Golkar, PDIP, PKB, Gerindra, PAN, PPP,
PKDI, PKS dan lainnya.
Berikut ini adalah urutan peringkat juara lomba korupsi tingkat nasional tersebut:
-
Juara 1 : Kader Demokrat (44.8%)
-
Juara 2 : Kader Golkar (6.5%)
-
Juara 3 : Kader PDIP (2.4%)
-
Peringkat 4: Kader PKB (0.8%)
-
Peringkat 5: Kader Gerindra (0.7%)
-
Peringkat 6: Kader PAN (0.5%)
-
Peringkat 7: Kader PPP (0.4%)
-
Peringkat 8: Kader PKDI (0.2%)
-
Peringkat 9: Kader PKS (0.2%)
“Dalam sebuah survei nasional pada 2012,
kader Demokrat dinilai banyak melakukan korupsi,” kata Direktur Riset
SMRC, Jayadi Hanan. Hal tersebut dikatakan Jayadi saat pemaparan hasil
survei SMRC bertajuk ‘Kinerja Pemerintah dan Dukungan Pada Partai: Trend
Anomali Politik 2012-2013? di Hotel Sari Pan Pacific Jalan MH Thamrin,
Jakarta Pusat, Minggu (3/2/2013)
Pada 2011-2012, skandal korupsi yang
menyeret kader-kader demokrat mulai mengemuka. “Terutama sejak
pertengahan 2011 ketika Nazaruddin, mantan bendahara Demokrat ditangkap
di Kolombia dan mendapat perhatian dari media massa,” imbuhnya.
Terlebih dengan disebutnya nama-nama
petinggi Demokrat oleh Nazaruddin semisal Ketua Demokrat Anas
Urbaningrum terkait korupsi wisma atlet dan proyek Hambalang semakin
membuat partai ini dinilai kadernya paling terkorup. “Bila masalah opini
ini tak tertanggulangi pada 2013 maka Demokrat akan semakin merosot,
atau setidaknya sulit untuk pulih dari keterpurukannya sekarang,” kata
dia.
Korupsi kader-kader Demokrat ini pula
yang membuat publik menutup mata atas prestasi Presiden SBY yang juga
Ketua Dewan Pembina Demokrat, yang kinerjanya mulai dinilai naik.
“Demokrat tidak bisa menunggu keputusan KPK untuk membersihkan partai
ini dari opini korupsi, sebab yang dihadapi Demokrat sekarang lebih
berkaitan dengan hukum politik dan bukan hukum pidana,” katanya.
Survei yang dilakukan SMRC ini dilakukan
pada 6-20 Desember 2012 dan diikuti oleh 1.220 responden yang sudah
berusia 17 tahun atau lebih, dengan margin of error kurang lebih 3% pada
tingkat kepercayaan 95%. Responden yang terpilih diwawancarai lewat
tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. [KbrNet/adl – Source: Inilah.com/Kantor Berita Nasional Antara]
Posting Komentar